Saturday, 18 January 2014

When to Restart?

Bagi yang mengikuti berita tentang situasi politik di Bangkok pasti familiar dengan istilah "Bangkok Shutdown". Untuk "meramaikan" aksi political rallies menentang pemerintahan berkuasa saat ini, banyak dijual cindera mata mulai dari kacamata, bando, peluit, t-shirt, dan masih banyak lagi. Salah satu tulisan yang menarik di t-shirt yang saya ingat adalah "Shutdown Bangkok Restart Thailand".

Penjual cindera mata di bawah terminal BTS Asok
 Setelah aksi digelar pada Senin, 13 Januari lalu, sampai hari ini belum ada tanda-tanda situasi kembali normal. Memang sih, meskipun masyarakat umum dihimbau dan diperingatkan agar tidak mendekati titik-titik berkumpulnya massa, pada kenyataaannya situasi Bangkok tidak jauh berbeda dengan hari-hari biasa. Turis masih lalu-lalang, malahan mereka menonton aksi demonstran ini layaknya pertunjukan atau karnaval. Yang berbeda adalah kepadatan lalu lintas di area Sukhumvit karena persimpangan Asok ditutup untuk dijadikan salah satu titik berkumpulnya demonstran sehingga seringkali dari rumah terdengar gemuruh suara massa.


Tenda-tenda para demonstran dari arah Terminal 21

Hari Senin lalu, saya dan sahabat yang kebetulan sedang berkunjung tidak kemana-mana. Kasihan juga sahabat saya dan putrinya yang datang sehari sebelum aksi dilangsungkan tapi mau bagaimana lagi? Kami hanya menonton konvoi demonstran di kejauhan dari taman dekat rumah. Untungnya, karena kami menggunakan skytrain kemana-mana, jadi tidak terlalu terpengaruh dengan penutupan jalan.

 
Semakin kesini, aksi demo yang awalnya terlihat damai, justru sekilas mirip konser-konser musik karena ada juga selingan hiburan nyanyian dan tarian, mulai diwarnai ledakan bom dan penembakan misterius di beberapa tempat. Anehnya, di tengah-tengah aksi demo ini, masih saja ada pihak-pihak yang bukan orang Thai yang dengan sengaja ikut rally atau berada di tengah-tengah massa untuk mengabadikan diri dengan latar belakang suasana demonstrasi. Padahal di samping alasan keamanan, orang asing jelas-jelas terlarang untuk ikut kegiatan politik dalam bentuk apapun, tapi yah beda orang beda prinsip dan berbeda pula cara menginterpretasikan arti "ikut serta" yang dimaksud.

Kumpulan massa di depan persimpangan Asok dari arah Terminal 21
Setelah berlangsung selama lima hari, aksi rally yang tidak tahu kapan akan berakhir terasa mulai mengganggu secara teknis dan secara konteks, apalagi setelah baca link ini dan ini. Jadi ikut emosi bacanya, apalagi pernyataan tersebut keluar dari so-called academic..ckckck...Secara teknis, terkait dengan rencana melewatkan akhir pekan yang harus dijadwal kembali karena situasi yang tidak menentu :(

Jadi, bagi siapapun yang berencana berkunjung ke Bangkok, sebaiknya ditunda dulu kalau masih berupa rencana. Tapi kalau sudah terlanjur membeli tiket pesawat dan memesan hotel, disarankan menggunakan BTS/MRT kalau mau jalan-jalan, menghindari titik-titik demonstrasi, diantaranya MBK (salah satu tujuan populer bagi turis Indonesia di Bangkok), dan tidak keluyuran diwaktu malam dan dini hari. Soalnya, ada temannya teman yang datang ke Bangkok dengan tur, dan setelah melihat situasi disini, rombongan turnya malah pulang lagi ke Indonesia.  Lebih baik lagi kalau menunda sampai situasi politik mendingin setelah pemilihan umum (kalau jadi terlaksana) di awal Februari, mudah-mudahan saat itu negeri gajah putih ini sudah sampai tahap restart.

2 comments:

  1. kayaknya beberapa taon terakhir ini Bangkok pasti ada "rusuh2" ya Pungky, hati2 yaaa kalian

    ReplyDelete