Showing posts with label New Zealand. Show all posts
Showing posts with label New Zealand. Show all posts

Wednesday, 4 April 2012

The Fiord at Milford

It has been more than two months since my last post here. My recent article on Milford Sound, published in one of Indonesian travel magazine, Panorama March - April 2012 edition might be the right fuel to start with.



Thank you for the magazine editor who had given me the opportunity as well as superb pictures (p.1-2, p.4, and the picture of the bird on p.7). The rest were taken by me.

Friday, 11 November 2011

Another trip reports

After few months of hibernating, I finally got my articles published in two magazines this month, yuppieee!!! Despite the extensive travels I have had this year, I am still struggling against the laziness in writing my whole trips :(.

In the meantime, let's explore the beauty of Queenstown in New Zealand, published in Tamasya magazine and immerse yourself in the sacred Land diving tradition in Pentecost Island, Vanuatu, published in JalanJalan magazine.




How far can you go?

*Appreciation goes to the magazine editors who have made my dreams come true*

Wednesday, 14 September 2011

Exploring Milford Sound and Queenstown

Berbekal modal mileage yang ada, alhamdulillah akhirnya tercapai juga keinginan untuk mengunjungi salah satu fiord di dunia yang dapat diakses oleh manusia sekaligus kota Queenstown yang cantik. Dimanakah kedua tempat ini berada? Nun jauh dibawah garis katulistiwa, Selandia Baru jawabannya.

Dalam waktu lima hari, kami beruntung dapat menikmati denyut kota Queenstown dan pesona danau-danau indah disekitarnya, melakukan road trip di salah satu rute jalan terindah di Selandia Baru, mengagumi karya Tuhan di dalam wilayah taman nasional Fiordland, dan mengunjungi kota kecil Arrowtown.

Mengambil penerbangan pagi dari Auckland dengan maskapai Jetstar, kami tiba di Queenstown sebelum makan siang. Karena saat itu kami berpuasa, yang ada begitu check in kami sukses tertidur sampai sore dalam dekapan cuaca mendung dan suhu musim dingin. Menjelang buka puasa, kami berjalan-jalan di pusat kota sambil menikmati pemandangan danau Wakatipu dan barisan pegunungan berselimutkan salju di kejauhan yang dikenal dengan Remarkable mountains sebelum akhirnya mampir di sebuah kedai untuk memesan coklat panas dan churros coklat beraroma kayu manis sebagai menu buka puasa kami. Nikmaatt...

Tujuan utama kami dalam perjalanan kali ini adalah Milford Sound, fiord yang terbentuk akibat proses mencairnya es sehingga menghasilkan lembah-lembah berbentuk huruf U dengan tebing-tebing yang curam. Ikon Milford Sound, yaitu Mitre Peak, adalah puncak tertinggi dengan mempunyai ketinggian lebih dari 1,600 meter di atas permukaan air. Untuk mencapai Milford Sound, kami menempuh sekitar kurang lebih tiga jam perjalanan dibawah hujan salju dari Queenstown ke Te Anau, kota kecil yang merupakan gerbang taman nasional Fiordland, dilanjutkan dengan dua jam perjalanan dari Te Anau ke Milford Sound. Pemandangan sepanjang Milford Road sangatlah spektakuler, dengan hamparan salju dimana-mana dan pegunungan tinggi di kiri kanan jalan, kami merasa sangat bersyukur dapat menyaksikan keindahan ini.



Tiba di Milford Sound saat hari sudah sore setelah kurang lebih enam jam perjalanan darat, kami disambut dengan pemandangan matahari terbenam yang luar biasa indah. Kami memilih untuk menginap di dekat Milford Sound untuk mengoptimalkan kunjungan kali ini dengan berkesempatan menjelajah wilayah taman nasional. Namun, sebagian besar wisatawan memilih perjalanan pulang hari dengan bus, baik dari Queenstown maupun Te Anau. Ada banyak operator kapal yang menawarkan paket menelusuri Milford Sound. Informasi lebih lengkap dapat dilihat di sini.


Milford Sound
Di awal perjalanan, kabut tebal menggantung dan hujan mulai turun, namun dalam perjalanan kembali, matahari perlahan menampakkan sinarnya dan kamipun mulai menikmati pemandangan alam yang begitu beragam, mulai dari rangkaian pegunungan tinggi, air terjun, sepasang pinguin lucu, dan sekelompok anjing laut yang sedang bermalas-malasan!!! Tidak  terasa, pelayaran selama dua jam limabelas menitpun sudah berakhir. Kalau tidak ingat biaya yang harus dikeluarkan dan jarak yang harus ditempuh untuk mencapai fiord ini, rasanya saya ingin kembali lagi. Yah, mudah-mudahan saja suatu hari nanti ada rezekinya untuk kembali lagi kesini..

Karena waktu yang terbatas, setelah selesai pelayaran kurang lebih pukul duabelas siang, kami langsung berangkat untuk kembali ke Queenstown. Menjelang sore, kami memutuskan untuk menaiki Skyline Gondola yang memungkinkan kami menikmati pemandangan kota Queenstown dari ketinggian. Dengan harga NZD 25 per orang, cable car ini membawa kami ke suatu bangunan di puncak dimana terdapat restoran, bar, arena luge, dan bungy jumping. 

This is Queenstown!
Sekitar satu jam berada di puncak, kamipun memutuskan turun karena perut mulai protes. Demi memenuhi rasa penasaran, kami nekat mengantri di sebuah kedai burger! Jauh-jauh ke Queenstown, kok makannya burger? Bukannya itu bisa diperoleh dimanapun? Jangan salah, burger ini sangat istimewa, hanya ada di Queenstown dan diklaim sebagai burger terenak di seantero Selandia Baru. Mengusung nama dagang Fergburger, tempat ini selalu dipenuhi pengunjung. Kami sendiri memperoleh pesanan kami setelah satu jam menunggu...namun, begitu pesanan datang, pertanyaan mengapa burger ini begitu terkenal terjawab sudah. Kombinasi ukuran bun yang ekstra besar dengan variasi rasa yang unik, harga masuk akal, dan kualitas rasa yang memuaskan adalah alasan utama, selain tentunya strategi pemasaran yang baik.

Terbukti sudah pendapat orang-orang tentang Queenstown. Kota cantik ini memang begitu menarik sehingga sesuai dengan namanya, layak dikunjungi oleh sang Ratu.

Sampai jumpa di petualangan selanjutnya!

Thursday, 8 September 2011

The true reflection

One of the most visited places within the National Park due to its breathtaking beauty. I personally could not get enough of taking more photos of this natural mirror.

Serenity at Mirror Lakes, Fiordland National Park

Tuesday, 30 August 2011

Travel Writing

I heard this term from my best friend for the first time about eight years ago, but it was only last year when I commenced my writing exercise, learnt how a travel article should be written through various online sources, and finally had the courage to send it to one of Indonesia's travel magazines. To my surprise, they accepted my article, and here they are!

My first article about the city of Inverness in Scotland, published in Tamasya magazine May 2011.


My second article about Tongariro Alpine Crossing in Tongariro National Park, New Zealand, published in Liburan magazine August 2011.

Now, one more article is on its way to be published and few more are impatiently waiting for their turns. Travel writing is really fun, especially if you had such a memorable and exciting journey to share. Wanna give yourself a try?