Thursday, 17 October 2013

#World Heritage Sites: Ayutthaya Historical Park

Sebagai UNESCO World Heritage Sites traveler, tentunya tidak mungkin kami melewatkan kota Ayutthaya dalam daftar panjang destinasi jalan-jalan kami. Bersama suami dan mertua, saya berkunjung kesana bulan Maret tahun lalu.

Didirikan dengan nama Phra Nakhon Si Ayutthaya pada tahun 1350 oleh Raja King U-Thong, Ayutthaya merupakan ibukota kerajaan Siam (pada masa itu) sampai dengan tahun 1767. Pada masanya, Ayutthaya adalah salah satu kota termakmur di Asia dengan kuil-kuil dan istana-istana nan megah. UNESCO menetapkan Ayutthaya sebagai situs Warisan Dunia pada 13 Desember 1991. Dari sekian banyak reruntuhan/bangunan kuil yang tersebar di seluruh pelosok kota, berikut beberapa situs (Wat) yang kami kunjungi karena paling populer berdasarkan buku panduan National Geographic.

Wat Mahathat
Pernah melihat patung kepala Buddha yang dililit oleh akar pohon? Nah, disinilah tempatnya. Tiket masuk: THB 50.







Wat Phra Si Sanphet
Yang khas dari kompleks ini adalah tiga buah stupa berwarna putih abu-abu yang menjulang, ciri kediaman tradisional kerajaan Ayutthaya. Tiket masuk: THB 50

 


Wat Yai Chaya Mongkol (The Great Temple of Auspicious Victory)
Kompleks ini dikenal sebagai tempat meditasi dan pencerahan para rohaniwan Buddhis. Nama kuil ini diambil dari Chedi (stupa dalam agama Buddha) yang dibangun untuk memperingati kemenangan Raja Naresuan Agung terhadap invasi Burma pada tahun 1593. Disini bisa ditemui patung Buddha tidur berwarna putih berselimutkan kain kuning. Tiket masuk: THB 20.



Wat Panan Choeng
Kuil ini adalah sebuah biara tua dimana terdapat patung Buddha terbesar di seluruh Thailand yang dikenal dengan nama "Luang Po To", dibuat pada tahun 1324, dua puluh enam tahun sebelum Ayutthaya dijadikan ibukota Kerajaan Siam. Alkisah, kuil ini dibangun konon berawal dari kisah cinta antara seorang pangeran Siam dan seorang putri Cina di masa lalu. Saya tidak tahu kebenarannya karena tidak ada penjelasan lanjut tentang mitos ini. Tiket masuk: THB 20.


Di dinding kuil ini konon terdapat kurang lebih enam ribu patung Buddha
 Waktu kami kesana, kebetulan kami mengendarai mobil jadi bisa mengitari hampir seluruh kuil terkenal di Ayutthaya. Tapi seandainya tidak pakai mobilpun, ada penyewaan sepeda dan tuktuk yang siap mengantar pengunjung untuk temple-hopping. Selain itu, begitu datang, kami langsung berkeliling sendiri, hasilnya beberapa kali berputar-putar di daerah yang sama. Ketika sudah mau pulang, secara tidak sengaja melewati kantor pusat informasi di sebelah gedung Galeri Nasional dan di sana kami mendapat brosur serta penjelasan cukup lengkap dari staf mereka yang bisa berbahasa Inggris. Kalau saja tahu tempat ini dari awal kedatangan, mungkin kunjungan kuil akan lebih efektif dan terarah, tidak tersesat kemana-mana :(. Sayangnya, gedung Ayutthaya Tourism Centre yang juga menyatu dengan Galeri Nasional dan The Historical Hall of Ayutthaya ini tutup setiap hari Senin, yaitu ketika kami datang berkunjung, dan Selasa. Tidak banyak foto-foto yang saya ambil karena udara di bulan Maret yang sangat panas menusuk kulit membuat ibu hamil tujuh bulan ketika itu lebih memilih berteduh di bawah pohon.

Selain berkeliling dengan sepeda atau tuk-tuk pilihan lain adalah dengan menunggang gajah. Sebenarnya saya penasaran ingin naik, tapi takut jatuh dari ketinggian kalau gajahnya akan keberatan membawa beban gajah kecil, jadi niat itu dibatalkan.
Berkeliling Ayutthaya dengan menunggang gajah
Dari Benhil sampai Ayutthaya, bemo memang tidak ada matinya
Pemandangan yang menyejukkan di siang hari yang terik menyengat
Wat Phra Ram tampak dari luar yang dikelilingi kolam
 Idealnya, berkeliling di Ayutthaya memang paling pas kalau menyewa sepeda, tapi apa daya kondisi yang tidak memungkinkan, daripada bumil dehidrasi di bawah terik matahari 40 derajat, lebih baik duduk manis di dalam mobil dengan pendingin :).

Menurut orang-orang yang sudah pernah mengunjungi Ayutthaya dan Sukhothai, bekas ibukota kerajaan Siam yang terakhir jauh lebih bagus. Sampai saat ini saya masih puas dengan Ayutthaya, mungkin kalau suatu hari nanti berkesempatan mengunjungi Sukhothai, baru saya bisa membandingkan. Dari sisi jarak, Ayutthaya hanya berjarak dua jam perjalanan mobil dari Bangkok sementara ke Sukhothai membutuhkan waktu kurang lebih 5-6 jam. Jika berminat untuk mengunjungi Ayutthaya namun malas mengurus perjalanan sendiri, banyak biro perjalanan di Bangkok yang menawarkan paket ke Ayutthaya, tinggal pilih yang sesuai dengan keinginan.

No comments:

Post a Comment