Wednesday 19 August 2015

Naik Kereta Api Tut..Tut..Tuuuttt..

Liburan singkat kami ke Indonesia minggu lalu ditutup dengan naik kereta Argo Parahyangan dari Bandung ke Jakarta. Ternyataa...banyak yang sudah berubah dari terakhir saya menggunakan jasa kereta ini tahun 2007! Dimulai dari beli tiket online yang tinggal dicetak di mesin khusus begitu sampai di stasiun, saya dibuat kagum dengan bersihnya udara di ruang tunggu stasiun, bebas asap rokok, yeayyy!! Peraturan dilarang merokok ditulis di banyak tempat dan ditegakkan oleh petugas berwenang sehingga saat-saat menunggu keberangkatan kereta menjadi sangat menyenangkan. Di ruang tunggupun sekarang tersedia colokan untuk mengisi baterai telepon. Begitu naik kereta, kenangan masa lalu memenuhi benak saya..duluu saya sering sekali naik kereta ini, dari mulai keberangkatan yang paling pagi sampai kedatangan yang paling malam.




Kalau dulu ada dua jenis kereta untuk jurusan Bandung - Jakarta, yaitu Parahyangan dan Argogede, sekarang hanya ada satu yaitu Argo Parahyangan dan kesemuanya adalah kelas eksekutif, tidak ada lagi kelas bisnis. Meskipun gerbong keretanya masih yang lama, tempat duduknya masih nyaman, dan di bagian depan dipasang foto staf yang saat itu bertanggung jawab memastikan penumpang nyaman dalam kereta (customer service on train). Kereta meninggalkan stasiun Bandung pukul 08.35 menuju stasiun Cimahi. David senang sekali naik kereta, Sophie juga, bapak ibunya juga :).


Selepas Cimahi, sepanjang perjalanan, hamparan sawah, petani-petani yang bekerja, rumah-rumah penduduk yang berwarna-warni, anak-anak kecil yang melambaikan tangan ketika kereta lewat, kepadatan lalu lintas di tiap kota yang kami lewati, begitu khas Indonesia, membuat saya tersenyum-senyum sendiri...Dulu, pemandangan yang sama kerap saya temui, tapi biasanya begitu duduk, saya membaca buku atau memejamkan mata atau mengobrol dengan sahabat saya Aria, yang dengannya, saya bolak-balik Bandung-Jakarta naik kereta untuk urusan pekerjaan. Sekarang, setelah sekian lama, menikmati pemandangan dari balik jendela kereta menjadi hal istimewa. Sesaat sebelum melewati jembatan Cisomang, yang penting dalam sejarah perkeretaapian, petugas menceritakan sedikit tentang jembatan yang dibuat pemerintah Hindia Belanda ini, bagus untuk menambah ilmu pengetahuan.

Pengumuman di atas kereta sekarang dibuat dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris, jadi serasa berada dalam pesawat. Gara-gara ini pula, saya jadi salah sangka ketika tidak lama setelah kereta berjalan, awak pramugari kereta masuk ke gerbong kami dan menawarkan makanan. Terpikir seperti di pesawat, saya mengira kalau nasi goreng yang dikemas di kotak plastik itu gratis. Tidak tahunya, menjelang memasuki Bekasi, mbak pramugarinya datang membawa bon, jadilah kami yang sudah bahagia karena mengira dapat sarapan gratis sibuk mencari lembaran rupiah yang sudah sangat menipis...untung masih cukup untuk membayar tagihannya :D.

Kereta tiba di stasiun Gambir 30 menit terlambat dari jadwal, tidak masalah bagi kami yang sedang berlibur, dan di Gambir pun sama, bebas asap rokok, senangggg :). Salut untuk semua perubahan yang telah dilakukan PT. KAI, kami puas dengan pengalaman naik kereta kali ini. Jadi tidak sabar merencanakan liburan ke Indonesia dan naik kereta api lagi...tuuutt...tuutttt....
 
Biasanya lewat tol ini, sekarang cuma dipandang dari kejauhan
Hamparan sawah yang tidak membosankan dilihat



Indahnya Indonesiaku

4 comments:

  1. Agenda berikutnya untuk dea #bujukinbapaknyadulu

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayoo..yang kuat bujuknya Ki..kami ada niat pengen ke Jogja naik kereta, hehehe...pegel pegel deh :p

      Delete
  2. ya ampun udah seumur gini aku belum pernah naik kereta ke Bandung loh

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi...lebih praktis naik mobil sih ya, soalnya bisa berhenti dimana saja tergantung keperluan, apalagi kalau bawa bocah2. Kalau gitu saatnya mencoba naik kereta sama anak-anak mbak, "dari Bandung ke Jakarta, bolehlah naik dengan percuma" *nyanyi deh* hehehe...

      Delete