Tempat ini pertama kalinya kami kunjungi pada suatu siang di bulan April yang terik berdasarkan info dari...mana lagi kalau bukan Google? :p. Terletak di wilayah Nakhon Pathom, atau sekitar 1 jam berkendara dari Bangkok,
Sampran Riverside bisa menjadi alternatif tujuan wisata akhir pekan yang menarik. Pertama kali datang, kami dikenakan tiket masuk THB 50/dewasa, sedangkan kali kedua, tidak dikenakan tiket masuk karena memang mau menginap disana.
Sedikit cerita tentang asal muasal nama Sampran, dalam bahasa Thai Sampran berarti tiga pemburu karena menurut legenda, di daerah itu konon tiga orang pemburu berhasil melumpuhkan seekor gajah liar yang membahayakan keselamatan penduduk setempat.
Kembali ke Sampran Riverside, tempat ini didesain sebagai destinasi ekobudaya yang berdiri sejak 1962, memiliki beragam fasilitas mulai dari hotel, restoran, ruang pertemuan, pertanian organik, pertunjukan budaya, pasar terapung, dan miniatur desa tradisional. Setiap akhir pekan, digelar pasar tradisional dan tur keliling lahan pertanian organik. Bahkan inisiatif pertanian organik yang digalakkan oleh manajemen Sampran terus berkembang dengan melibatkan petani lokal, jadi jangan heran kalau menu makanan di restoran mereka juga menggunakan bahan-bahan organik dari kebun yang dikelola sendiri. Informasi lebih lengkap tentang pertanian organik ini bisa dilihat di
sini.
|
Pemandangan sungai Ta Chine |
|
Hijau dimana-mana |
|
Tur naik gajah |
|
Hasil karya pengrajin setempat di pasar Rim Klong |
|
Akomodasi berupa rumah tradisional Thai di tepi danau |
|
Tempat bermain anak-anak |
|
Diantara rumpun bebungaan warna warni yang cantik |
|
Pasar apung Rim Klong |
|
Lahan pertanian organik di seberang sungai |
|
Salah satu sudut taman herbal |
|
Bunga flamboyan yang tengah mekar |
Kegiatan yang diselenggarakan setiap harinya dari pukul 10-12 adalah proses pembuatan sutra, pertunjukan seni tari dan musik tradisional Thai, seni bela diri, membuat payung tradisional, membuat kreasi dari buah-buahan, bercocok tanam, sampai membuat keramik dari tanah liat. Pertunjukan budaya termasuk upacara keagamaan, Muay Thai, upacara pernikahan tradisional Thai, dan tarian bambu juga ditampilkan pada jam tertentu. Sedangkan tur keliling lahan pertanian organik hanya ada pada akhir pekan saja. Sayangnya, pertama kali kami datang di hari biasa dan menjelang jam makan siang, jadi tidak ada yang bisa kami lihat selain langsung menuju restoran Inn Chan yang terletak di tepi sungai Ta Chine dan menikmati menu makan siang yang lezat. Selepas makan siang, kami sempat berkeliling sebentar, melintasi taman-taman kecil yang ditata berbeda satu sama lain, ada yang apik dan ada yang dibuat tampak liar namun semuanya tetap menyegarkan mata.
Beberapa minggu setelahnya, kebetulan ada ibu yang sedang berkunjung, jadi kami memutuskan untuk menginap satu malam di Sampran pada akhir pekan, sekalian berencana mengikuti tur pertanian organiknya. Kenyataannya, kami gagal ikut turnya karena kesiangan :p, jadi sekalian kami menjelajahi hampir semua sudut taman, mulai dari taman bunga, taman herbal sampai taman yang ditanami sayur-sayuran. Oya, karena namanya tempat ekobudaya dan menerapkan pertanian organik, jadi saya sempat "berburuk sangka" ketika sekilas mencium aroma tidak sedap saat membuka pintu balkon kamar, mengira-ngira apakah itu kompos olahan dari kotoran gajah atau binatang lain :D.
Selain keberadaan aroma misterius yang tercium hanya dari balkon kamar kami dan atraksi menunggang gajah bagi para pengunjung yang kurang berkenan untuk saya, kami tertarik untuk mengunjungi kembali Sampran di lain waktu dan mengikuti tur keliling lahan pertanian organiknya. Sampran bisa menjadi salah satu tempat tujuan perjalanan sehari yang layak dikunjungi untuk melepaskan diri dari hiruk pikuknya Bangkok, meski untuk mencapai tempat ini, dari stasiun BTS Bang Wa perlu disambung taksi sejauh kurang lebih 30 kilometer lagi.
Sampran Riverside
KM 32, Phetkasem Highway, Suan Sampran
Nakhon Pathom 73110, THAILAND
www.sampranriverside.com
Asri banget ya mbak, tdi awalnya aku baca kurang jeli Sempran kirain di Indonesia hehehe ternyata bukan. Padahal aku tertarik banget pinin kesana juga
ReplyDeleteIya mbak, ijo royo-royo gitu...hihi...saya malah tertarik mengunjungi destinasi baru yang sedang populer di Jawa Barat mbak, cumaaa kejauhan dari sini...namanya sekilas memang meng-Indonesia ya? :)
Delete