Thursday 14 February 2013

#World Heritage Sites: Sangiran Early Man Site

Pada awalnya, tujuan perjalanan saya dan beberapa teman adalah kota Solo. Karena kami sepakat menyewa kendaraan untuk mengunjungi beberapa objek wisata di luar kota Solo, ide untuk mampir ke situs arkeologis Sangiran pun serentak disetujui semua peserta perjalanan. Situs Prasejarah Sangiran terletak sekitar 15 kilometer di sebelah timur kota Solo.

Di area situs Sangiran ini, pada rentang tahun 1936 - 1941 telah ditemukan kurang lebih 50 fosil Meganthropus palaeojavanicus and Pithecanthropus erectus/Homo erectus. Situs Sangiran dianugerahi status Situs Warisan Budaya Dunia pada tahun 1996 karena merupakan salah satu situs penting dalam memahami sejarah evolusi manusia. Ketika pada akhirnya saya berkesempatan menginjakkan kaki di Sangiran, seketika teringat mata pelajaran Sejarah di bangku Sekolah Dasar yang membahas tentang fosil manusia purba Sangiran ini.

Di kompleks situs Sangiran terdapat museum prasejarah Sangiran yang diresmikan pada tahun 1988 dimana terdapat fosil manusia dan binatang prasejarah dari sejak 2 juta tahun yang lalu, teater tertutup yang memutar film pendek tentang situs Sangiran, dan satu gedung yang berisi ribuan fosil yang berhasil dikumpulkan oleh tim ekskavasi. Bagian fosil-fosil ini kemudian dipelajari oleh para arkeolog untuk kemudian dicocokkan satu sama lain sampai akhirnya membentuk satu makhluk, entah itu fosil manusia purba atau fosil binatang purba.

Tiket masuk situs ini pada tahun 2007 adalah Rp. 3,000 untuk wisatawan domestik, Rp.7,500 untuk wisatawan asing, dan Rp. 50,000 untuk menonton satu kali pemutaran film.



Bagian fosil makhluk yang telah berhasil dikumpulkan

Penjelasan tentang stratigrafi kawasan situs dan lokasi fosil manusia purba ditemukan

Bagian fosil yang sedang dibersihkan

Ruang tempat penyimpanan ribuan fosil yang berhasil ditemukan


Fosil mulut buaya purba

Fosil tulang punggung dan gigi binatang purba

Yang tidak boleh dilewatkan
Mengunjungi ruangan tempat ribuan fosil disimpan dan mengamati cara kerja staf ahli dalam menyusun fosil-fosil tersebut menjadi suatu kerangka lengkap bagaikan bermain puzzle dengan tingkat kesulitan yang amat tinggi.

Pada kunjungan saya tahun 2007, sedang dibangun gedung baru sebagai pengganti gedung museum yang ada. Jika Anda berkunjung kesana sekarang, mungkin kondisinya telah jauh berbeda, koleksinya lebih lengkap dan presentasinya lebih menarik untuk dinikmati, khususnya bagi pecinta sejarah dan arkeologi.

No comments:

Post a Comment