Thursday 7 November 2013

Sekilas Bang Pa-In Palace

Dalam perjalanan pulang dari liburan ke Sukhothai dua minggu lalu, kami memutuskan untuk mampir di istana musim panas kerajaan yang terletak di luar kota Bangkok, mungkin sekitar 1 jam perjalanan. Dari Bangkok, banyak agen perjalanan yang menawarkan ekskursi ke istana yang terletak di propinsi Ayutthaya ini.

Kami tiba disana sekitar 1 jam sebelum waktu berkunjung selesai, yaitu antara pukul 08.00 - 16.00. Setelah membayar tiket masuk seharga THB 100 per orang, kami bergegas menuju halaman istana yang hijau dan tertata apik. Sebenarnya ada penyewaan kendaraan seperti mobil golf elektrik untuk mengelilingi kompleks, tapi kami memilih untuk berjalan kaki. Sama halnya dengan peraturan mengunjungi tempat-tempat peribadatan maupun istana raja, pengunjung harus berpakaian sopan. Kebetulan sore itu saya mengenakan atasan tanpa lengan, jadilah harus menyewa kemeja kembang-kembang yang kebesaran dengan deposit THB 200. Maka, jangan heran kalau tidak akan ada satu foto diripun di Bang Pa-In ini, soalnya pakaiannya kurang asyik dilihat :D

Sejarah Bang Pa-In berawal dari abad ketujuh belas ketika Raja Prasat Thong (1629-1656) membangun sebuah istana di tepi sungai Chao Phraya ini. Sejarah mencatat ada satu bagian dari kompleks istana, yaitu Aisawan Thiphaya-art Royal Residence yang dibangun pada tahun 1632, bersamaan dengan kelahiran putra mahkota raja Narai (1656-1688). Setelah itu, tidak diketahui dengan pasti apakah istana ini masih digunakan sebagai tempat tinggal para raja sampai berakhirnya kejayaan Ayutthaya di tahun 1767 dan ibukota kerajaan dipindahkan ke Bangkok.

Pada masa pemerintahan raja Rama IV dari dinasti Chakri atau dikenal juga sebagai Raja Mongkut (1851-1868), istana ini direstorasi dan putra mahkota Raja Chulalongkorn (Rama V) membangunnya seperti yang tampak sekarang. Sampai kini, istana Bang Pa-In digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus tempat menyelenggarakan resepsi kerajaan.

The royal residence on the left and Phra Thinang Aisawan Thiphya-art on the right with Tevaraj-Kanlai Gate at the background

Paviliun Aisawan Thiphya-art yang dibangun pada 1632


Patung Romawi yang menghiasi halaman istana

Menara pandang HO Withun Thasana yang dibangun pada 1881

Namanya juga istana, jadi meskipun hamparan rumput luas nan hijau begitu menggoda untuk diduduki, pengunjung tidak diperbolehkan duduk bahkan piknik disana. Kami berkunjung kesini karena kebetulan rute pulang melalui Bang Pa-In, kalau tidak, mungkin kami tidak akan menyengajakan diri menghabiskan waktu satu jam perjalanan untuk mencapai tempat ini. Dengan jarak yang hampir sama, saya pribadi lebih senang berkunjung lagi kesini.

2 comments:

  1. Sepi ya keliatannya, lagi gak banyak wisatawan atau emng angle yang bagus mbak?
    Btw aku kepusingan lho kalo baca nama nama Thailand, butuh waktu banget buat ngejanya. Dulu beberapa temen dekat aku di UK tuh org Thai, nama panjangnya astaganagaaa o_O susah amat dibacam Whaciraporn bla bla, Yuadyong bla bla. Mbak Pungky lancar bahasa Thai gak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. selain kompleksnya memang besar, pas kesana udah mau tutup juga sih, jadi ya sepi, hihi.. Ih, sama dong My, tapi biasanya mereka punya nickname gitu, ya udah itu aja yang diinget. JAdi inget, pas ada anak Thai yang satu supervisor sama saya, terus begitu tau nama panggilannya, si supervisor langsung minta supaya dia cari nama pendek yang lain, demi mencegah mahasiswa yang lain godain dia, hehe...soalnya nama pendek dia itu b*m :). Aduh, gak sama sekali, cuma bisa untuk survive sama supir taksi dan belanja :p..belum ada tuntutan soalnya.

      Delete