Saturday 12 January 2013

Sang Tetangga

Akhir pekan ini kami mengundang tetangga sebelah untuk minum teh di rumah. Sebagai konsekuensi tinggal di apartemen, intensitas bertemu dengan tetangga termasuk jarang, bahkan yang satu lantai sekalipun. Saya sendiri sudah beberapa kali melihat pasangan muda dengan bayi perempuan mereka yang cantik ini di taman dekat apartemen sampai suatu hari kami berpapasan. Ternyata mereka tinggal di unit tepat sebelah unit kami. Setelah beberapa kali kesempatan berpapasan dan sekedar menyapa, akhirnya kami bisa juga mengobrol panjang lebar dan kebetulan, kami sama-sama mempunyai bayi yang sebaya..jadi obrolan sesama orangtua barupun semakin seru!

Pada awalnya, pasangan muda ini menarik perhatian saya karena mereka selalu bersama-sama ketika membawa bayi mereka jalan-jalan di taman di pagi atau sore hari. Tentu saja saya penasaran dan sedikit iri, karena selama ini hanya saya yang menemani si kecil jalan-jalan di taman, kecuali pada akhir pekan. Dari obrolan kemarin, rasa penasaran saya terjawab sudah. Pasangan muda simpatik yang berasal dari Amerika Serikat ini termasuk beruntung karena keduanya bekerja di perusahaan di Amerika sana namun memungkinkan mereka untuk melakukan pekerjaannya dari jarak jauh. Karena itu pula, mereka dapat sekaligus mengurus putri kecilnya tanpa bantuan siapapun walau keduanya bekerja. Wuiiihh..saya iri mendengarnya..saya iri untuk teman-teman saya, para ibu bekerja yang harus berjuang setengah mati membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan, belum lagi mengingat susahnya mencari tenaga pengasuh yang bisa diandalkan untuk anak-anak mereka.

Tentunya selalu ada konsekuensi dari jenis pekerjaan apapun, dan untuk tetangga kami ini, intensitas interaksi dengan dunia luar relatif terbatas. Itu juga sebabnya kami tidak pernah melihat mereka sebelumnya karena sebelum putrinya lahir, mereka mengaku jarang sekali keluar dari apartemen.

Hm, kira-kira kapan ya perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat memberlakukan kebijakan seperti ini? Saat ini sih saya masih menikmati saat-saat menjadi ibu rumah tangga, namun kalau suatu hari nanti ingin kembali bekerja, hal-hal yang menjadi dilema ibu bekerja otomatis akan menjadi bagian hidup saya.

Tetangga oh tetangga, kalian sungguh beruntung :)

No comments:

Post a Comment