Tuesday 26 January 2016

Bangkachao: Oasis di Tengah Hiruk Pikuk Bangkok

Sabtu minggu lalu, akhirnya terlaksana juga agenda kami menengok paru-paru kotanya Bangkok. Lumpini? Bukan. Suan Rot Fai? Bukan. Rama IX Park? Bukan. Ketiga tempat tersebut memang termasuk kategori paru-paru kota. Namun, paru-paru kota yang saya maksud disini adalah sebuah "pulau" hijau dikelilingi sungai Chao Phraya dan kawasan metropolitan Bangkok yang padat.

Bangkachao (Bang Krachao atau Bang Kra Jao) memberikan imajinasi tentang suasana Bangkok tempo dulu. Kawasan lindung Bangkachao seluas kurang lebih 2,000 hektar ini terdiri dari hutan, rumah-rumah penduduk, dan lahan perkebunan. Sebagai kawasan lindung, daerah ini mempunyai peraturan khusus yang melarang pembangunan gedung-gedung tinggi di atas lahannya. Hijaunya Bangkachao atau dikenal juga sebagai Bangkok's Green Lung bahkan tampak mencolok jika dilihat dari udara.

Sumber: Googlemaps

Entah kenapa, taksi yang berseliweran pagi itu di Sukhumvit enggan mengangkut kami (kami sekeluarga plus seorang teman baik/tetangga beserta putranya) yang bersikeras pakai argometer, sampai akhirnya ada satu taksi yang bersedia. Setelah sedikit tersesat, sampailah kami di tempat tujuan dengan argometer THB 81 saja! Bandingkan dengan harga yang ditawarkan supir-supir sebelumnya, berkisar antara THB 200-250. Semoga berkah rezekinya ya pak supir yang baik hati...

Untuk mencapai Bangkachao dari daerah Sukhumvit sebenarnya cukup mudah. Berbekal Googlemaps, tujuan akhir kami adalah Wat Klong Toey Nok (via Ratchadapisek Rd. - Na Ranong Rd., selanjutnya ikuti petunjuk Googlemaps). Sesampainya disana, kami disambut seorang wanita yang menawarkan kapal untuk menyeberang ke Bangkachao. Kapal kecil bermuatan enam penumpang yang dikemudikan seorang ibu dari Tha Pa-Sri Pier membawa kami ke seberang sungai dengan gratis. Hanya pulangnya kami dikenakan ongkos kapal seharga THB 5. Hal menarik yang teramati pagi itu adalah semua pengemudi kapal yang merapat di Tha Pa-Sri Pier adalah wanita, petugas yang membantu kami turun di Pae-Jeab Pier sampai petugas di tempat penyewaan sepeda semuanya wanita...women rock!

Di Pae-Jeab Pier, terdapat tempat penyewaan sepeda seharga THB 40/jam atau THB 100/hari. Kamipun langsung menyewa sepeda dan entah kenapa hari itu kami mendapat harga khusus, THB 90/hari dengan bonus sebotol kecil air minum. Setelah menempatkan si kakak di kursi anak dibonceng bapaknya dan si adik digendong dengan baby carrier di punggung saya, kami mulai menentukan rute. Tujuan pertama adalah Sri Nakhon Khuan Park dilanjutkan dengan Floating Market. 

Pasar terapungnya tidak terlalu istimewa menurut saya, hanya suasana keseluruhan kawasan ini yang menarik, dan terutama karena banyaknya warna hijau yang memanjakan mata kami hari itu. Di tengah belantara beton Bangkok, keberadaan Bangkachao memberikan napas segar bagi warga kotanya, dan wisatawan asing yang ingin lari sejenak dari hingar-bingar kota besar.

Hijaunya Bangkachao Forest Park ditingkahi kicau burung

Kawasan ini paling enak dijelajahi dengan bersepeda

Sri Nakhon Khuan Khan Park yang apik

Ojek sepeda :p

Sudut lain Sri Nakhon Khuan Khan Park

Sri Nakhon Khuan Khan Park

Bagian dari pasar terapung di atas beton :)

Floating Market

Rumah panggung khas Thai

Tiga jam lebih disana rasanya belum cukup untuk menjelajahi dan melihat hal-hal menarik lainnya di pulau hijau ini. Sampai jumpa lagi, Bangkachao..nantikan kedatangan kami kembali!

4 comments:

  1. itu pakai gendongan khusus ya mbak ? jadi aman ya naik sepeda sambil gendong

    ReplyDelete
    Replies
    1. gak kok mbak, gendongan bayi biasa saja cuma dipakai di belakang :)

      Delete
  2. Irinya liat ruang terbuka hijau itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. eimberrr Ki, kami aja takjub..serasa bukan di Bangkok.

      Delete