Wednesday, 9 December 2015

Obrolan Bocah

Sama-sama

Di satu hari Minggu, mata kiri si bocah tiba-tiba merah dan katanya terasa gak nyaman. Malam sebelum tidur, kami berdoa supaya matanya sembuh keesokan pagi agar bisa masuk sekolah. Alhamdulillah, matanya sudah kembali bersinar dan tidak merah lagi, dan terjadilah percakapan ini:
I      : Terima kasih ya Allah udah sembuhin matanya D
D    : Kata Allah "sama-sama"
I      : LOL

Masih Kecil

Demi mengantisipasi terjadinya drama, sehabis kursus berenang saya hanya membilas si bocah dan baru memandikannya setiba di rumah. Suatu hari, saya gemas ingin memandikannya disana dan tanpa pemberitahuan sebelumnya, saya langsung membubuhkan shampoo di kepalanya. Tindakan saya ini berakibat fatal, anaknya menangis heboh karena tidak mau dikeramasi. Setelah berhasil ditenangkan, saya segera minta maaf.

I  : Maafin Ibu ya, gak bilang dulu, langsung keramasin aja.
D: Iya, lain kali Ibu tanya dulu sebelum keramasin kan D masih kecil *pernyataan gak nyambung tapi sukses bikin Ibu tersenyum geli*

Parce que je t'aime (Karena saya sayang Bapak)

Si bocah sudah dibiasakan tidur di kamarnya sejak kecil dan boleh pindah ke kamar kami ketika matahari sudah terbit. Namun ada saat-saat setelah ia terbangun dini hari karena mau pipis, ia selalu ingin meneruskan tidurnya bersama kami yang tentu saja kami kabulkan. Keesokan paginya, bapak-anak terlibat dalam sebuah percakapan serius.

P: Pourquoi t'as dormi dans notre chambre? (Kenapa kamu pindah tidur ke kamar kami?)
D: Parce que je t'aime (Karena saya sayang Bapak) *jawaban gak nyambung tapi cukup membuat bapaknya senyum-senyum keGRan*
P: Moi aussi je t'aime, mon D, mais tu dors dans ta chambre jusqu'au matin, d'accord? (Bapak juga sayang sekali sama kamu, tapi kamu tidur di kamarmu sampai pagi, OK?)

Tangan

Setiap malam, sehabis mematikan lampu, berdoa dan menyanyikan lagu pengantar tidur, kami meninggalkan si bocah di kamarnya. Biasanya ia akan sibuk sendiri sampai akhirnya jatuh tertidur. Suatu malam, tidak lama setelah saya keluar kamar, terdengar suara tangisan.

I  : Kenapa nangis? Ada apa?
D : Ini, gak bisa keluar
I   : Apa yang gak bisa keluar? *Suasana kamar gelap sehingga saya tidak memperhatikan apa yang dimaksud*
D : Ini, tangan *sambil menangis*
Ternyata, ia iseng bermain dengan pita di bagian pinggang celana piyamanya dan jari tangannya terlilit si pita sehingga tidak bisa digerakkan dan ia mulai panik *saya berusaha keras tidak tertawa sambil membantu membebaskan jari tangannya*

Kejadian serupa terulang kembali beberapa malam kemudian, kali ini ia bermain dengan lengan baju piyamanya dan ternyata lengannya malah jadi susah bergerak. Ada-ada saja kelakuanmu, bocah kecil :) 

2 comments:

  1. Hahahaa, David lucu sekali. Jadi inget PR utk sleep trainingnya Dea. Sampai sekarang baru sukses memindahkan Dea tidur ke kasur terpisah, tapi masih satu kamar. Itu pun klo terbangun malam untuk pipis masih minta ditemani tidur ama bundanya. Apalagi sekarang, karena belakangan sering ditinggal ke luar kota, begitu bundanya pulang, langsung deh, ga dilepas, walo untuk tidur sekalipun :((

    ReplyDelete
    Replies
    1. santai aja Ki...disini juga sama kok, kalau kebangun malam, seringnya minta ditemenin. Dea pasti kangen berat sama Bunda ya, ditempel teruss :)

      Delete