Beberapa minggu terakhir ini, rasanya sering sekali mendengar keluhan dari teman-teman yang kebetulan mempunyai asisten/supir disini. Mendengar cerita mereka, ada-ada saja kisahnya. Kalau sudah begini, rasanya sangat bersyukur tidak perlu makan hati meskipun kemana-mana harus menggunakan transportasi umum dan mengerjakan pekerjaan domestik sendiri, kecuali membersihkan rumah.
Cerita 1: Seperti Madam
Seorang teman, sebut saja A, baru saja mempekerjakan asisten. Awalnya sang asisten berpenampilan sederhana sampai kemudian ia sering mengamati ketika majikannya berdandan. Sang asistenpun mulai berdandan sampai-sampai ia minta ijin langsung pada A untuk berdandan meniru sang nyonya. Yang ada, sang Madam alias A pun hanya bisa bengong. Di satu kesempatan, sang asisten ikut A ke satu tempat. Sesampainya di sana, ada teman A yang menyapa dan menanyakan siapakah orang yang yang bersama A. Begitu dibilang asistennya, si teman terperangah sambil bilang "buset, heboh amat dandannya, majikannya aja kalah!!!" Si A pun cuma bisa geleng-geleng kepala. Lain waktu, A memergoki asistennya sedang berolahraga yoga di tengah-tengah jam kerja! Asisten A yang ini sangat peduli kesehatan dan penampilan rupanya :p
Cerita 2: Menonton TV
Masih dengan A, kali ini asisten barunya tidak seunik yang sebelumnya. Hanya saja, satu-satunya hal yang dikerjakan si asisten adalah menonton televisi..ck..ck..ck..Hal-hal yang telah diinstruksikan untuk dikerjakan tidak disentuh sama sekali. Sudah jelas, masa kerjanyapun tidak berlangsung lama.
Cerita 3: Salah Paham 1
Teman yang lain, sebut B, mempunyai tiga orang anak. Suatu hari, B minta asisten rumah tangga barunya untuk memandikan anak-anak sebelum ke sekolah yang diiyakan oleh sang asisten. Tunggu punya tunggu, anak-anaknya tidak kunjung muncul..tapi tidak lama kemudian muncullah si asisten yang sudah wangi dan rapi jali. B pun terheran-heran..ternyata si asisten mengira majikannya menyuruh dia mandi, jadi sebagai pekerja yang baik, ya dia menuruti apa kata majikannya. Melirik asisten yang sudah wangi sementara anak-anaknya belum siap, B pun hanya bisa mengurut dada.
Cerita 3: Salah Paham 2
C, seorang teman lagi, mendapat fasilitas supir dan mobil dari kantor suaminya. Suatu hari, kami sedang makan siang bersama di satu rumah makan. Ditengah acara, C pamit untuk menjemput anaknya. Karena sudah terlambat sementara supirnya ada di apartemen, C berinisiatif untuk pergi naik ojek ke sekolah anaknya dan menelepon supirnya untuk langsung pergi menjemput ke sekolah anaknya. Dari percakapan telepon mereka, tampaknya sang supir paham dengan instruksi majikannya. C pun pamit pergi..tidak berapa lama, tiba-tiba supirnya malah datang ke rumah makan tempat kami berkumpul..Oalah, ternyata pak supir salah mengerti. Rupanya, menurut C, kejadian ini terjadi bukan sekali dua, tapi sudah sering..apalagi kalau soal nyasar ketika cari alamat.
Mungkin besok-besok, akan ada cerita baru lagi tentang para asisten dan majikan ini. Kita tunggu saja :)
Hahahaha, banyak pengalaman menarik juga ya dalam berurusan dengan asisten. Btw, di sana komunikasinya pake bahasa Thai ya Pungky? Wah, nambah lagi tuh ya koleksi bahasanya :)
ReplyDeleteiyaa..tapi yq namanya juga saling membutuhkan, jadi selama perilaku art/supir masih bisa ditolerir ya sudahlah...paling mereka curhat kalau lg ngumpul hehehe...koleksi bahasa cuma nambah dikiittt untuk modal ngomong sm supir taksi n mbak yg bersih2 Ki...rata2 ART disini kalau g orang Thai, dari Myanmar...cuma ada yg beruntung dpt org yg bisa bahasa Inggris ada jg yang nggak.
ReplyDeleteMalah makan hati yaaa
ReplyDeleteNonikhairani.wordpress.com
bangeettt....makanya beruntunglah orang yang ga punya ART *menghibur diri sendiri*
Delete