Kunjungan kami ke kota Strasbourg, ibukota wilayah Alsace di timur laut Perancis, terbilang sangat singkat. Kali pertama, kota besar ini dilewati dalam perjalanan menuju perbatasan Jerman. Itupun hanya putar-putar kota karena kesasar, padahal niat awalnya ingin melihat gedung Parlemen Eropa, mesjid besar Strasbourg, katedral Strasbourg, dan la Petite France. Apa daya waktu tidak memungkinkan karena perjalanan kami masih jauh sehingga kami mampir lagi ke Strasbourg dalam perjalanan kembali dari Jerman menuju Mulhouse. Kali kedua, kami punya setengah hari untuk menjelajahi kota terbesar kesembilan di Perancis ini.
Secara kebetulan, mata saya terpaku pada papan petunjuk arah menuju mesjid Strasbourg, yang langsung ditanggapi suami dengan penjelasan tentang uniknya Strasbourg ini dibandingkan dengan kota-kota lain di Perancis. Menurut sejarahnya dulu, agama Katolik merupakan agama resmi negara sehingga hal-hal yang berkaitan dengan agama diurus dan dibiayai oleh negara. Pada tahun 1905 hal tersebut berubah dengan disahkannya undang-undang yang mengatur pemisahan antara gereja (pada masa itu) dan negara dan berlaku di seluruh Perancis. Namun, pada masa itu, Strasbourg tidak berada dalam wilayah Perancis karena pada 1871, Prusia (sekarang Jerman) memenangkan perang dan menguasai wilayah Alsace dan Lorraine sampai berakhirnya Perang Dunia I pada 1918. Sewaktu wilayah Alsace dan Lorraine dikembalikan ke Perancis setelah 1918, tertulis kesepakatan bahwa undang-undang tahun 1905 tidak berlaku di kedua wilayah tersebut, sehingga sampai saat ini, hanya di wilayah Alsace dan Lorraine, agama menjadi urusan dan tanggung jawab negara.
Tempat pertama yang kami datangi pastinya adalah
Strasbourg Cathedral yang dibangun pada abad pertengahan dan sempat menjadi gereja tertinggi di dunia selama kurun waktu 1647 - 1874 (Sumber: Wikipedia). Bangunan gereja yang impresif ini adalah bagian tidak terpisahkan dari pusat kota tua Strasbourg dan keunikan karakteristik kota serta arsitektur bangunan dan perpaduan budaya Perancis-Jerman disini membuat pusat kota tua Strasbourg mendapatkan statusnya sebagai Situs Warisan Budaya Dunia pada tahun 1988.
La Petite France juga tidak lupa kami sambangi dan acara jalan-jalan diakhiri dengan menyusuri sungai Ill dimana sekawanan angsa tampak tertarik mendekati para pejalan kaki di tepi sungai. Kunjungan singkat hari itu ditutup dengan piknik makan siang di depan stasiun kereta Strasbourg yang megah, dalam balutan udara dingin akhir musim semi.
|
Strasbourg Cathedral |
|
Salah satu sudut Strasbourg |
|
Bangunan dari abad ke-16 |
|
Kapal turis |
|
Pusat kota tua Strasbourg |
|
Roti khas dari dari daerah Alsace |
Aaach itu kotanya cantik banget siiiiiih. Suka deh model2 arsitektur kayu2 besar melintang di depn rumah gt. Apalagi bentuknya kadang keliatan kayak miring2 ga jejek luris.. Lol
ReplyDeleteIya Be, kota-kota di perbatasan Perancis - Jerman modelnya kayak gini semua, cakep dipandang dari sisi manapun, yang paling cantik Riquewihr dan Colmar, wajib dikunjungi pokoknya :)
Delete