Tuesday 12 December 2006

Jalan-jalan ke Kebun Binatang Ragunan

Acara akhir pekan saya di minggu ini adalah berkunjung ke kebun binatang. Bersama 2 orang sahabat saya, kami berencana untuk berjalan-jalan ke kebun binatang Ragunan, yang terletak di sebelah selatan kota Jakarta. Target utama kami adalah mengunjungi pusat primata Schmutzer, tempat dimana berbagai primata seperti makakak, orang utan, wau-wau, dan gorilla dapat dilihat dari dekat.

Kami berangkat pukul 10.15 pagi dan setelah kurang lebih selama 30 menit menghabiskan waktu di perjalanan, tibalah kami di kawasan Taman Margasatwa Ragunan. Kawasan ini, berbeda dengan kawasan lain di kota Jakarta, teduh, dan di sepanjang jalan masih terdapat banyak pohon rindang serta tanaman hias. Pohon-pohon palem berjejer disepanjang pembatas jalan menuju ke kebun binatang.

Setibanya di kebun binatang, yang letaknya berdekatan dengan terminal metro mini, dengan tiket masuk seharga lima ribu rupiah per orang, kami masuk melalui pintu gerbang utara, mengambil jalan ke kiri untuk melihat sekelompok burung pelikan bermain di kolam. Kemudian kami melanjutkan perjalanan untuk melihat gajah. Dua ekor gajah Sumatra jantan dan betina berada di tengah-tengah kandang berjalan kesana kemari. Beberapa pengunjung tampak antusias memanggil gajah-gajah tersebut agar membuka mulutnya dan kemudian melemparkan kacang ke mulut mereka.

Perjalanan dilanjutkan untuk melihat Binturong Jawa. Ada beberapa jenis binturong, yaitu Binturong Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Namun Binturong Jawalah yang paling menarik perhatian kami. Pada saat kami datang, Binturong tersebut sedang tidur siang di atas batang pohon. Beberapa saat mengamati, tiba-tiba dia terbangun, memandang kami yang sedang mengamati dengan gemas. Tak disangka-sangka, dia mengubah posisi dengan kepala berada di bawah, kemudian dia meneruskan tidurnya tanpa peduli dengan kehadiran kami. Tak lama kemudian, matanya membuka sedikit, tingkahnya persis seperti anak kecil yang masih mengantuk pada saat baru bangun tidur siang, lucu sekali!

Kandang  selanjutnya yang kami tuju adalah kandang orang utan. Ada satu orang utan dewasa yang tinggal disitu, sedang duduk melamun sambil bertopang dagu, sepertinya ada hal sulit yang dia pikirkan. Tak jauh dari kandang tersebut, ada rumah seorang wanita bernama Ulrike von Mengden yang halamannya dipenuhi dengan kandang orang utan dan burung-burung. Sedianya hari ini kami akan berkunjung ke rumah Nyonya Mengden, namun teman yang akan membawa kami kesana tidak dapat bergabung. Mungkin pada kunjungan berikutnya, kami akan mendapat kesempatan untuk berkunjung ke rumah tersebut. Rumah itu terletak di tengah-tengah area kebun binatang, dan menurut cerita teman saya, Nyonya Mengden tinggal disitu berdua saja bersama seorang pembantunya untuk mengurus “anak-anak” peliharaannya.

Tujuan berikutnya adalah melihat beruang. Satu hal yang menjadi pikiran saya, kacang tampaknya menjadi makanan hampir semua binatang disini. Bahkan beruangpun makan kacang cap Garuda! Perjalanan dilanjutkan untuk melihat komodo, singa yang sedang terkantuk-kantuk di bawah pohon dan harimau.


Di kandang komodo, ada beberapa komodo kecil yang bersembunyi di gorong-gorong buatan. Mereka diam bertumpuk satu sama lain seperti patung, tak bergerak sedikitpun. Mengagumkan sekali dapat melihat binatang purba ini dari dekat, walaupun bukan di habitat aslinya. Dalam hati saya berangan-angan untuk merencanakan perjalanan suatu hari nanti ke habitat asli hewan purba ini, di Taman Nasional Komodo.


Sebelum menuju kandang harimau, kami sempat beristirahat sejenak sambil menikmati makan siang yang terdiri dari pecel dan asinan. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke kandang harimau dan melihat tiga ekor harimau yang gagah sedang bermain di rumput, dan dua ekor diantaranya sedang bertengkar memperebutkan tikus yang mereka temukan. Rute selanjutnya melewati kandang orang utan yang sedang bersantai. Salah satu dari orang utan itu rupanya sedang kepanasan. Ia sedang berbaring di atas rumput ketika kami datang, melirik ke arah pengunjung sekilas dan kemudian segera berganti pose bersantai. Tingkah laku orang utan ini benar-benar menyerupai manusia. Perjalanan dilanjutkan untuk melihat wau-wau dan beberapa jenis primata lain yang tampak tertekan (kami perhatikan bahwa ekspresi yang sama juga terlihat dari binatang-binatang lain yang terkurung dalam kandang sempit dan tidak nyaman). Tujuan berikutnya adalah reptil, dimana kami melihat buaya yang sedang membuka mulutnya (untuk mengurangi penguapan), ular sanca kembang yang besar, ular sanca coklat dan mangsanya, iguana, serta ular sanca putih albino yang sedang berganti kulit. Perjalanan dilanjutkan ke bagian ikan air tawar untuk melihat ikan belida, ikan tawes, ikan hantu, dan ikan piranha.

Setelah berjalan cukup jauh mengelilingi sebagian area kebun binatang, kami tak juga menemukan pusat primata yang menjadi tujuan utama kunjungan ke sini. Kami berjalan memutar menuju pintu keluar, dan kali ini mengambil rute ke arah kanan menuju area hutan wisata yang tampak sepi pengunjung. Acara jalan-jalan hari ini lumayan melelahkan, mungkin apabila dihitung-hitung, jarak perjalanan kami sudah berkilo-kilo meter jauhnya. Setelah beristirahat sebentar di pintu gerbang hutan wisata, kami bertanya pada salah seorang petugas yang kebetulan melintas tentang lokasi pusat primata yang dimaksud. Olala, ternyata tempatnya masih jauh!!! Ada satu hal yang saya perhatikan disini. Penunjuk jalan di area kebun binatang ini kurang jelas sehingga membingungkan pengunjung baru, seperti kami. Setelah melewati kandang jerapah, dan beristirahat sebentar untuk menikmati es kelapa yang segar, kami melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan. Sekitar 10 menit berjalan, terlihat patung gorilla dari kejauhan, dan tampaklah bangunan megah dengan tulisan “Pusat Primata Schmutzer” di muka kubahnya. Ini dia, tempat yang kami cari sejak tadi!!!!

Dengan tiket seharga tiga ribu rupiah per orang, kami masuk ke lokasi. Pintu masuknya terletak di atas, dan tepat di ujung anak tangga teratas, ada sebuah keran air minum. Perlu diketahui bahwa pengunjung tidak diperbolehkan untuk membawa makanan dan minuman ke dalam. Karena itu keran air minum untuk pengunjung yang kehausan tersedia di beberapa tempat. Kami bertiga sibuk berfoto sambil minum dari keran tersebut. Soalnya, kapan lagi bisa menemukan keran air minum di Jakarta, kalau bukan di Schmutzer? Pemandangan pertama yang kami lihat adalah gorilla yang sedang berbaring di rumput. Dari canopy bridge ini pengunjung dapat melihat gorilla yang sedang bermain, bermalas-malasan, atau sedang makan. Adapun jadwal gorilla makan adalah pukul 9 pagi, pukul 12 siang, dan pukul 3 sore. Kami berjalan-jalan mengitari area taman yang cukup luas, dan mengamati berbagai macam primata yang lucu-lucu dan menggemaskan. Beberapa saat berkeliling, kami melihat siamang yang sedang bergelantungan di pohon, owa, wau-wau, orang utan, makakak, dan terakhir, si “Mimin”, sejenis monyet daun (mitred leaf monkey) yang cantik. Pusat primata ini dirancang sedemikian rupa sehingga menyerupai habitat aslinya. Sebagian binatang ditempatkan dalam kandang yang dibuat mirip hutan, dan di beberapa tempat binatang-binatang itu hidup di luar kandang. Kami meneruskan perjalanan untuk bertualang ke dalam terowongan yang membawa kami masuk ke dunia orang utan. Terowongan itu dibangun dengan kaca disisi kiri dan kanan yang dilapisi dengan kaca film gelap. Ini bertujuan agar binatang-binatang tersebut tidak terganggu dengan kehadiran pengunjung namun pengunjung tetap dapat mengamati tingkah polah mereka. Desain terowongan yang menarik, dengan akar-akar pohon dan tanaman yang merambat dimana-mana, ditambah lantai tembus pandang yang terbuat dari acryllic di beberapa bagian menjadikan “petualangan masuk hutan” ini semakin seru.





Tak terasa, hampir 5 jam kami berada di kebun binatang ini. Acara diakhiri dengan mengunjungi museum primata yang terletak di sebelah kanan bawah canopy bridge. Penjelasan mengenai asal-usul primata dapat ditemui di museum ini, selain foto pendiri Schmutzer, Nyonya Pauline Schmutzer, bersama beberapa ekor orang utan yang lucu. Lelah memang, tapi hari ini benar-benar menyenangkan. Kami berencana untuk berkunjung lagi ke sini lain waktu agar puas berkeliling. Pusat primata Schmutzer yang diresmikan pada tahun 2002 ini dibuka setiap hari dari pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore.

Sampai bertemu kembali di kunjungan ke Kebun Binatang Ragunan berikutnya!!!

Tips berkunjung ke kebun binatang:

1.      Siapkan sunblock, payung kecil, kipas, topi, body cologne, makanan kecil dan botol minum.
2.      Jangan lupa membawa kamera dengan baterai terisi penuh beserta satu baterai cadangan dan memory card dengan kapasitas cukup besar.
3.      Usahakan berkunjung ke kebun binatang pada pagi hari. Selain udaranya masih segar, kita dapat berjalan-jalan dengan santai tanpa harus merasa kepanasan.
4.      Gunakan pakaian santai yang menyerap keringat dan sepatu kets yang nyaman karena Anda akan banyak berjalan kaki di area kebun binatang.
5.      Sediakan buku kecil untuk mencatat hal-hal yang penting, apabila diperlukan.
6.      Pastikan semua barang yang akan dibawa pada saat berkunjung ke kebun binatang sudah disiapkan pada malam sebelumnya.  
7.      Buanglah sampah makanan/minuman pada tempat yang disediakan dan jangan mengotori lingkungan.
8.   Selamat berwisata!!!

No comments:

Post a Comment