Tuesday, 1 March 2016

(Kurang dari) 24 Jam di Chiang Mai

Popularitas Chiang Mai, kota pegunungan di utara Thailand tidak terbantahkan lagi. Nilai sejarahnya, hasil kerajinannya, suasana kota dan udaranya yang sejuk, kreatifitas penduduknya membuat banyak wisatawan jatuh cinta dengannya, termasuk saya. Jalan rayanya lebar, bersih dan teratur, sejajar dengan kanal yang dibatasi rumput hijau terpotong rapi sungguh menyegarkan mata. Benteng-benteng peninggalan masa lalu masih kokoh berdiri melingkupi kawasan kota tua Chiang Mai. Sayangnya, persinggahan kami di Chiang Mai terlalu singkat, hanya satu malam, sebelum kami menuju Mae Rim.

Memang benar apa yang dibilang buku panduan, butuh waktu paling tidak satu minggu untuk menikmati Chiang Mai dan sekitarnya. Rumah makan halal yang menyajikan menu dan cemilan khas Thailand Utara serta kafe-kafe berkonsep menarik di sepanjang Nimmanhaemin Road luput dari kunjungan kami kali ini. Kami hanya sempat berkeliling di sebagian pusat kota dan melihat keramaian di Chiang Mai night bazaar (meski saya belum menemukan pasar malam semenarik di Luang Prabang, Laos). Tempat lain yang sempat kami kunjungi juga adalah Wat Chedi Luang, kuil peribadatan bertingkat-tingkat dengan tangga curam, khas bangunan tradisional Lanna yang didirikan pada 1391. Propinsi Chiang Mai juga terkenal dengan universitasnya, kebun binatangnya, yaitu Chiang Mai Zoo, kerajinan tangan khas setempat, tempat bermukimnya masyarakat adat Hmong dan suku etnis lainnya, serta kuil cantik Wat Phrathat Doi Suthep yang berjarak kurang lebih 15 kilometer dari pusat kota.


Wat Chedi Luang Buddha

Wat Phra That Doi Suthep

 Chiang Mai, tunggu kami di lain waktu, insha Allah...

2 comments:

  1. sungainya bersih dari sampah ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. sangat mbak...bikin iri ya? kalau berani buang sampah, ada yang melototin dan kasih denda soalnya :)

      Delete