Sunday, 31 March 2019

Tahun Baru Tempat Baru

Namaste!

Tiga bulan sudah kami tinggal di negara atap dunia, Nepal. Ya, sejak akhir Desember 2018 lalu kami resmi meninggalkan Bangkok, Thailand yang sudah menjadi rumah selama 7 tahun. Banyak sekali kenangan di ibukota negeri gajah putih tersebut, apalagi Bangkok adalah saksi membesarnya keluarga kami, dari dua menjadi lima. Semua kenangan manis di Bangkok kami bungkus dan simpan baik-baik, dan selanjutnya mengepak koper untuk melanjutkan kehidupan di tempat baru. Keputusan pindah ke Nepal terjadi pada pertengahan tahun lalu, saat kami sedang berlibur di tengah indahnya alam Perigord. Jeda waktu yang singkat untuk membuat keputusan, ditambah minim akses internet saat itu (namanya juga lagi liburan) membuat kami hanya bisa mengucap "Bismillah" dan berharap bahwa keputusan ini adalah yang terbaik dan Insya Allah membawa berkah untuk kami sekeluarga.

Alhamdulillah, selama tiga bulan ini begitu banyak hal yang kami syukuri, dan kami sekeluarga betah tinggal di Nepal. Mulai dari keberuntungan memperoleh rumah tinggal idaman yang baru saja selesai dibangun, drama pemanas tidak jalan pada malam pertama kami tidur di rumah baru (kami datang saat musim dingin, dimana suhu malam hari bisa mencapai 4-5 derajat), debu yang kuantitasnya mencengangkan, anak-anak yang senang di sekolah barunya, hingga kemudahan mendapatkan asisten rumah tangga yang terpercaya, plus langit biru yang menaungi hampir setiap hari, berbonus pemandangan gunung es nan menakjubkan di kejauhan bila cuaca mendukung.

Kami tinggal di wilayah Lalitpur (dulunya dikenal juga dengan nama Patan), kota terbesar ketiga setelah Kathmandu dan Pokhara, yang terletak di lembah Kathmandu. Berada di ketinggian diatas 1,500 meter di atas permukaan laut, musim dingin di Nepal tentunya berbeda dengan musim dingin di negara-negara pada ketinggian yang lebih rendah. Tidak heran, minggu-minggu awal kulit tangan saya sampai luka berdarah saking keringnya, padahal sudah diolesi krim pelembab khusus untuk musim dingin.

Pemandangan dari jendela kamar 
Pemandangan dari loteng
Kalau di Bangkok, sejauh mata memandang, yang terlihat adalah gedung-gedung, kalau di Patan, sejauh mata memandang, rangkaian pegunungan yang terlihat. Semenjak pindah kesini, selera gambar si sulungpun bertambah menjadi rangkaian pegunungan es. Jadi jangan heran kalau hasil karya terbarunya adalah lukisan menara Eiffel dengan latar belakang Mt. Everest, yang menurut pembuatnya adalah karya kreatif, sesuai imajinasi :). Akhir kata, postingan ini ditutup sesuai dengan perasaan saya setiap kali melihat keindahan rangkaian pegunungan es yang menjulang tinggi di balik jendela kamar.

"Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung." (QS. 17:37)

No comments:

Post a Comment