Nguyen, pemandu rombongan kami menjelaskan bahwa situs peninggalan kerajaan Cham pada abad ke empat belas ini mengandung banyak misteri yang belum terpecahkan. Diresmikan menjadi Situs Warisan Budaya Dunia pada 1999, My Son Sanctuary merupakan reruntuhan kompleks candi pemujaan umat Hindu Tao yang dibangun bangsa Champa dari abad 4 - 13. Meski nama Champa ini pernah dibahas dalam mata pelajaran Sejarah di bangku sekolah, tetap saja saya terkagum-kagum ketika tahu bangsa Champa itu berasal dari Jawa Tengah, Indonesia yang datang untuk melakukan perdagangan dengan bangsa Vietnam. Sekarang, diperkirakan ada sekitar 100,000 orang keturunan Champa yang bertempat tinggal di delta Mekong di sebelah selatan Vietnam.
Kompleks candi ini dikelilingi perbukitan lebat dan tidak diketahui keberadaannya sampai tahun 1885, ketika Henri Parmentier, seorang arkeolog Perancis, menemukan situs My Son. Ada 71 bangunan candi yang berhasil diidentifikasi dan bangunan dengan kondisi yang relatif masih baik berada di grup B, C, dan D, tidak sepenuhnya hancur saat dibom oleh tentara Amerika pada 1969.
Meski seringkali dibandingkan dengan situs-situs lain yang jauh lebih besar seperti Angkor Wat, Borobudur, Bagan, atau Ayutthaya, My Son mempunyai nilai historisnya sendiri karena merupakan salah satu bukti peradaban Asia yang telah punah.
Dua lubang bekas ranjau saat perang |
Reruntuhan candi dengan penyangga disana-sini |
Bayangkan dulunya candi ini terkubur di tengah hutan belantara |
No comments:
Post a Comment