Mencari produk berlabel halal di Bangkok tidaklah sulit, tapi mencari tempat makan halal agak susah-susah gampang. Dibilang susah karena tidak semuanya berjarak dekat dari rumah, dibilang gampang karena selain kedai makanan halal selalu ada hampir di semua food court pusat pertokoan, ada beberapa tempat yang mudah dijangkau dari rumah.
Yana Restaurant
Berlokasi di lantai 5 pusat pertokoan MBK, restoran ini menyajikan beragam menu Thai yang lezat. Yang paling saya suka dari restoran ini adalah som tam dan tom yam goong. Nasi biryaninya pun konon enak, tapi saya belum pernah mencoba karena setiap kesana selalu gagal move on dari kedua menu diatas :).
BTS Sukhumvit line: National Stadium
Jimbaran - Bali
Masih di MBK, tepatnya di seberang Yana Restaurant, terletak di dalam food court The Fifth Food Avenue, ada dua kios halal, satu menyajikan menu India dan Arab, satunya lagi kios yang menawarkan menu Indonesia. Oia, kalau berkunjung kesini, jangan lupa pesan jus buahnya yang terbuat 100% buah asli tanpa tambahan gula. Menurut saya, kedai jus disini adalah yang paling enak dari semua kedai jus di food court lain.
Usman Halal Thai Restaurant
Dengan pemilik yang berasal dari Thailand Selatan, jangan kaget kalau tiba-tiba Anda disapa dengan bahasa Melayu. Menyajikan menu khas Thai, Usman menjadi langganan orang-orang Indonesia yang tinggal atau sedang berkunjung ke Bangkok. Di restoran ini juga dijual pasta tom yum siap pakai untuk dibawa pulang.
BTS Sukhumvit line: Phrom Phong exit 6. Jalan tersingkat adalah jalan kaki masuk dari Benjasiri Park menuju pintu masuk bagian belakang Imperial Queen's Park hotel (lumayan sekalian ngadem), keluar dari hotel, tinggal belok kiri ke gang kecil sampai ketemu papan nama bertuliskan Usman. Kalau naik taksi, tinggal bilang Sukhumvit soi 22 (soi yi sip song) dan berhenti tepat setelah bangunan hotel Imperial Queen's Park.
Al-Hussain Restaurant
Berlokasi di area Sukhumvit soi 3/1, restoran ini adalah salah satu langganan kami. Menu Thai tidak begitu banyak, malahan yang jadi favorit kami disini adalah menu India/Arab seperti parata, nan, hummus (favorit suami), nasi biryani, dan mutton/beef masala yang rasa pedasnya mantap, hmm...jadi lapar deh :). Oya, pada bulan Ramadhan, Al-Hussain menyajikan menu berbuka puasa mulai dari ta'jil, buah-buahan sampai nasi biryani lengkap tanpa bayar alias gratis, asyik kan?
BTS Sukhumvit line: Nana
Saman Islam
Tempat makan yang satu ini terletak di kawasan Chatuchak Weekend Market yang terkenal itu. Turis Indonesia sebagian besar pasti familiar dengan tempat ini. Minggu lalu kami sengaja ke Chatuchak hanya untuk makan siang disini, bungkus terus pulang lagi. Ada macam-macam menu Thai dengan porsi besar, jadi pastikan dulu seberapa besar porsinya sebelum memesan.
BTS Sukhumvit line: Mo Chit.
Masuk dari gate 3, cari soi 24, jalan lurus ke arah clock tower. Nah, Saman Islam terletak tepat di ujung gang sebelum clock tower.
Mrs. Balbir's Indian Restaurant
Saya belum pernah mencoba restorannya, tapi kedainya di basement pusat pertokoan Robinson yang hanya selemparan batu dari rumah menawarkan beragam menu, salah satu favorit saya adalah kuah kari yang dimakan dengan parata.
BTS Sukhumvit line: Asok
Fahana Italian Restaurant
Lokasinya di Rama 9 dan sulit dicapai dengan kendaraan umum kecuali taksi atau naik mobil pribadi. Pertama mencoba, kami langsung suka dengan pizzanya yang tipis mirip pizza asli Italia, bukan semacam pizza gendut seperti di P***a H*t dan pilihan topping pizzanya macam-macam.
Alamat: 939 New Rama 9 Road, Suan Luang, Bangkok 10250. Tel: 0 2369 2366, 0 2718 3557, 0 2369 2367
Kantin KBRI Bangkok
Kadang ada orang yang meskipun sedang berwisata di negeri orang, tetap ingin makanan Indonesia dan utamanya halal. Kalau sedang berada di kawasan Petchburi, Pratunam dan sekitarnya, kantin KBRI bisa menjadi pilihan. Tinggal bilang petugas keamanan kalau kita mau ke kantin, setelah meninggalkan kartu identitas di pos keamanan lapis kedua (bukan petugas yang menjaga pintu masuk), jalan terus sampai ujung mengitari lapangan olahraga, kantin KBRI ada di bagian belakang ujung kompleks.
BTS Sukhumvit line: Ratchathewi
KBRI Bangkok, 600-602 Petchaburi Rd, Bangkok.
Sinthorn Steak House
Akhirnya saya berkesempatan juga mencicipi steak halal di Sinthorn. Restoran ini menawarkan menu steak a la Amerika, Perancis, serta berbagai menu masakan Cina, Arab, dan Thai. Selain restoran steak, ada pula Sinthorn Buffet a la Korea dan Sinthorn Seafood di kompleks yang sama. Siang tadi ketika kami berkunjung, hanya restorannya yang buka dari pukul 11.00 - 23.00, sementara buffet dan kedai sari laut baru buka sore hari pukul 17.00-23.00. Lokasinya di Ramkamhaeng agak sulit dicapai BTS/MRT. Cara termudah adalah menumpang taksi (argo dari area Sukhumvit kurang lebih THB 120-130).
Sinthorn Steak House
3331/2 Ramkamhaeng Road, between Soi 85 and Soi 87, near Lam Sali Intersection,
Huamark, Bangkapi, Bangkok THAILAND 10240
Tel. ++662-3777322 , +662-3779123-4 Fax. +662 377 4308, +662-9782
Oya, sebenarnya ada beberapa kedai makanan halal di pusat-pusat pertokoan, tapi biasanya tidak semua orang mau makan di tempat yang peralatan makannya bercampur antara kedai halal dan non-halal. Masing-masing orang punya prinsip berbeda yang harus dihargai. Tapi seandainya kepepet atau memang tidak masalah dengan itu, kedai makanan halal juga ada di Platinum Fashion Mall, Siam Paragon, Pier 21 Food Court di Terminal 21 Shopping Mall, dan Foodloft Central Chidlom.
Thursday, 20 February 2014
Thursday, 13 February 2014
Live Your Passion = Bahagia dengan Pilihanmu
Gambar dari sini |
Tadi pagi kebetulan baca status teman SMU, sebut saja namanya A, tentang seorang teman sekelas kami dulu yang istimewa. Teman sekelas kami itu, sebut saja T, orangnya sangat cerdas cenderung perfeksionis tapi selalu mau menolong teman lainnya yang kesusahan dalam hal pelajaran. T ini tipe murid cerdas dan pekerja keras, jadi meskipun dikaruniai otak sangat encer, di rumah dia juga rajin belajar. Kan ada ya orang cerdas, terlihat jarang belajar dan kerjanya main terus, tapi begitu ujian nilainya bagus-bagus? Nah, T ini bukan tipe seperti itu, meskipun gak pernah menolak kalau sesekali diajak main. Saya juga termasuk orang yang pernah dibantunya dalam hal pelajaran, jadi pas baca status A, saya terharu sekaligus kagum.
Minat T sejak awal masuk SMA ada di bidang studi IPS dan IPS dan IPS. Meskipun begitu, nilai-nilainya untuk mata pelajaran IPA tidak kalah cemerlang. Ya, T ini memang bikin iri banyak orang dengan kecerdasannya, termasuk saya. Di SMU, saya tidak pernah suka pelajaran Fisika dan Akuntansi dan nilai ulangan Fisika dan Akuntansi langganan dapat merah, tapi ketika dijelaskan oleh T, semua konsep dua pelajaran menakutkan yang diajarkan di kelas itu menjadi tampak mudah. T ini juga dikaruniai kelebihan mampu menjelaskan materi dengan cara yang mudah dimengerti. Pokoknya toplah! Ketika masa penjurusan tiba, T galau. Bukan karena masalah nilai, tapi karena orangtuanya menginginkan ia masuk IPA. Menurut A, T sampai nangis-nangis karena dia ingin masuk IPS sesuai minatnya namun tidak disetujui orangtua. Akhirnya T masuk IPA demi menyenangkan orangtua. Singkat cerita, entah bagaimana caranya, T berhasil pindah kelas dari IPA ke IPS. Mengingat minatnya yang begitu menggebu-gebu, bisa ditebak T menyelesaikan SMU sebagai lulusan terbaik dari jurusan IPS dan kemudian diterima di Fakultas Ekonomi sebuah universitas negeri bergengsi lewat jalur PMDK. Hebat ya?
Ternyata memang benar, kalau kita mengikuti panggilan hati untuk melakukan suatu hal, kita akan menjalaninya dengan sepenuh hati dan penuh semangat. Dari A, saya tahu bahwa T sekarang menjadi dosen di almamaternya, sudah menyandang gelar Doktor ketika usianya masih di bawah 30 tahun, dan menjadi ekonom terkemuka di Indonesia. Rasa bangga dan kagum menjalari saya ketika mendengarnya. Saya bayangkan T yang bekerja dengan penuh semangat dan rasa bahagia karena ia berhasil mencapai mimpinya.
Ah, T, kamu memang selalu inspiratif, dulu dan sekarang...
If you are passionate about it, pursue it, no matter what anyone else thinks. That’s how dreams are achieved - unknown
Bersantai di Koh Chang
Menikmati matahari terbenam yang sempurna di White Sand |
Koh Chang atau pulau Gajah adalah pulau kecil di sebelah tenggara Bangkok. Jarak perjalanan yang harus ditempuh dari Bangkok kurang lebih 5 jam, termasuk 30 menit diatas ferry. Karena kami baru berangkat dari rumah siang menjelang sore, malam itu kami menginap di Sattahip, kota kecil antara Pattaya dan Rayong.
Sedikit cerita dari Sattahip, kami sampai sudah malam dan langsung mencari lokasi hotel yang sudah dipesan dengan bantuan Googlemaps. Tiga kali kami bolak-balik mengikuti petunjuk koordinat GPS hotel menurut situs tempat kami memesan kamar karena nama hotel tersebut tidak ada di peta, sampai akhirnya saya cari nama hotelnya dan tampaklah foto si hotel. Kami kembali lagi ke jalan utama, dan tadaaa...hotelnya langsung ketemu! Pelajaran didapat, jangan percaya 100% dengan koordinat GPS, harus selalu cek dan ricek, apalagi di kota kecil macam Sattahip. Pas sampai hotel yang bagian penerimaan tamunya cuma berupa warung kecil ini, kami langsung dibawa ke kamar. Bangunan kamarnya masih baru, berupa bungalow dengan taman kecil dan bangku di depannya, bersih, dan harganya juga murah..sedap..ditambah restoran seafood di sebelah membuat kami tidak perlu jauh-jauh cari makan.
Keesokan harinya, baru kami menuju Koh Chang. Di Laem Ngop, kami naik ferry yang akan menyeberangkan penumpang plus kendaraan ke pulau Gajah tersebut. Harga ferry adalah THB 100/orang dan THB 80/mobil. Setelah 30 menit berlayar, sampailah kami di pelabuhan Koh Chang dan langsung menuju hotel yang terletak di salah satu pantai yaitu White Sand Beach.
Ferry siap berangkat |
Bagian dalam ferry..bebas sampah dan rokok! |
Selama ada tanda larangan ini, mau naik angkutan ekonomi apapun tetap nyaman |
Warung kecil di dalam ferry..sedia mie rebus juga lho..tentunya tidak seenak P**mie :) |
Pulau Gajah tampak dari ferry |
Koh Chang Pier |
Sebagian besar hotel dan penginapan berlokasi di sebelah barat pulau, bisa dipilih sesuai selera dan isi dompet. Aktivitas yang bisa dilakukan juga bervariasi, mulai dari berenang dengan lumba-lumba, trekking, jalan-jalan naik gajah/elephant trekking, berlayar, memancing, snorkeling, sampai bergelantungan a la Tarzan di Tree Top Park. Tapi karena perjalanan kali ini dikhususkan untuk bersantai dan menikmati waktu bertiga, jadi kami tidak mematok target. Agenda kami selama tiga malam disana hanya keliling pulau, berenang, makan, dan trekking mengunjungi dua air terjun. Mengingat bahwa akhir pekan ini adalah long weekend, Koh Chang relatif tidak terlalu ramai dengan wisatawan, jadi lebih nyaman menurut saya.
Rumah makan lesehan..cuma kurang nasi timbel dan teman-temannya saja nih!*mimpi orang Sunda yang gagal move-on* |
Kotak pos unik |
Siap memesan makan malam |
Air terjun Khlong Phlu |
Salah satu ruas jalan di pulau |
Air terjun Than Mayom yang "kecil" karena sudah berbulan-bulan tidak turun hujan |
Kreatif juga idenya :) |
Matahari terbenam di White Sand |
Father and son bonding time |
Sedikit tips jika berniat mengunjungi Koh Chang, datanglah pada musim hujan agar dapat melihat keindahan air terjun disana. O ya, tiket masuk air terjun ini seharga THB 200/orang dan THB 100/mobil yang berlaku untuk semua air terjun lain asalkan didatangi dalam satu hari. Berbeda dengan beberapa pulau lain, khususnya untuk snorkeling, di Koh Chang kita harus menumpang kapal dulu untuk menuju tempat snorkeling terdekat. Ada banyak agen perjalanan yang siap mengurus paket perjalanan yang menarik untuk perorangan maupun keluarga, tinggal dipilih saja.
[Little Traveler]: Berkunjung ke Khao Kheow Open Zoo
Tujuan wisata apa yang langsung terlintas untuk dikunjungi begitu punya anak? Kalau untuk kami, jawabannya adalah kebun binatang.
Kebun binatang Khao Kheow yang kami kunjungi kali ini terletak di luar Bangkok, yaitu di daerah Chon Buri, sekitar 1,5 jam perjalanan dari Bangkok. Khao Kheow juga berfungsi sebagai tempat konservasi hewan-hewan di bawah proyek konservasi yang didukung Kerajaan sekaligus sebagai pusat studi dan pengembangan sumberdaya biologis. Kebun binatang ini satu-satunya yang mempunyai lebih dari 8,000 ekor hewan dari 300 spesies yang dibiarkan "bebas". Bebas terbatas dan tentunya hanya untuk hewan-hewan yang tidak masuk kategori buas ya...misalnya seperti kandang singa dan beruang yang kami lewati, tempat tinggal mereka tidak berupa kandang berjeruji besi, tapi menyerupai alam buatan yang dikelilingi pagar listrik.
Tiket masuk ke kebun binatang ini normalnya untuk orang asing adalah THB 300 per orang dan THB 50 per kendaraan, tapi karena kami tinggal di Thailand, maka dikenakan harga lokal yaitu THB 150/orang.
Ada banyak aktivitas yang bisa diikuti di Khao Kheow seperti yang ditawarkan di halaman ini. Setelah makan siang, baru kami mengelilingi area kebun binatang dengan mengendarai mobil. Oia, ada dua restoran di dalam kompleks kebun binatang ini, tapi sebaiknya pilih restoran Green Hills yang terletak tidak jauh dari pintu masuk. Selain lebih variatif, menunyapun ditulis dalam dalam bahasa Inggris sementara restoran yang terletak agak ke dalam hanya mempunyai menu dalam bahasa Thai. Karena siang yang begitu terik dan waktu yang terbatas, kami tidak banyak turun dan berhenti untuk mengambil foto, kecuali di tempat-tempat yang teduh :).
Tel: 089-689-6578, 084-427-6523
Website: www.journeytothejungle.com/
Kebun binatang Khao Kheow yang kami kunjungi kali ini terletak di luar Bangkok, yaitu di daerah Chon Buri, sekitar 1,5 jam perjalanan dari Bangkok. Khao Kheow juga berfungsi sebagai tempat konservasi hewan-hewan di bawah proyek konservasi yang didukung Kerajaan sekaligus sebagai pusat studi dan pengembangan sumberdaya biologis. Kebun binatang ini satu-satunya yang mempunyai lebih dari 8,000 ekor hewan dari 300 spesies yang dibiarkan "bebas". Bebas terbatas dan tentunya hanya untuk hewan-hewan yang tidak masuk kategori buas ya...misalnya seperti kandang singa dan beruang yang kami lewati, tempat tinggal mereka tidak berupa kandang berjeruji besi, tapi menyerupai alam buatan yang dikelilingi pagar listrik.
Tiket masuk ke kebun binatang ini normalnya untuk orang asing adalah THB 300 per orang dan THB 50 per kendaraan, tapi karena kami tinggal di Thailand, maka dikenakan harga lokal yaitu THB 150/orang.
Ada banyak aktivitas yang bisa diikuti di Khao Kheow seperti yang ditawarkan di halaman ini. Setelah makan siang, baru kami mengelilingi area kebun binatang dengan mengendarai mobil. Oia, ada dua restoran di dalam kompleks kebun binatang ini, tapi sebaiknya pilih restoran Green Hills yang terletak tidak jauh dari pintu masuk. Selain lebih variatif, menunyapun ditulis dalam dalam bahasa Inggris sementara restoran yang terletak agak ke dalam hanya mempunyai menu dalam bahasa Thai. Karena siang yang begitu terik dan waktu yang terbatas, kami tidak banyak turun dan berhenti untuk mengambil foto, kecuali di tempat-tempat yang teduh :).
Eld's Deer yang jinak |
Burung Unta |
Kalau dilihat dari ukurannya, seperti jerapah bapak dan anak |
Badak yang salah satunya sedang tidur siang |
Afrika dari dekat |
Gaur |
Ada gajah yang sedang asyik 'ngadem' di kolam di hari yang panas |
Gajah-gajah sedang menunggu diberi dedaunan oleh pengunjung |
Hanya satu yang saya sayangkan dan tidak setujui, yaitu aktivitas sarapan pagi bersama orangutan. Setelah melihat mereka langsung di habitatnya, saya kecewa kalau orangutan ini di"manusia"kan untuk kepentingan komersial, walau di kebun binatang sekalipun. Bagaimanapun orangutan ini tinggalnya di hutan dan pekerjaannya bukan untuk menemani manusia sarapan :( :(. Belum terpikir hal yang bisa kami lakukan selain tidak mengambil paket ini dan menyarankan orang lain untuk melakukan hal serupa, yaitu TIDAK mengambil paket sarapan dengan Suriya, si orangutan.
Tips dari saya untuk mengoptimalkan kunjungan ke Khao Kheow, datanglah sejak pagi untuk menghindari cuaca yang tidak bersahabat dan bisa melihat semua area tanpa terlewatkan satupun. Di kompeks kebun binatang yang luas ini ada pula area bermain anak-anak, atraksi pertunjukan binatang pada jam-jam tertentu, peternakan domba, tapi karena panasnya cuaca siang itu, tentu saja kami lebih memilih AC sebagai teman setia. Oia, disini juga ada akomodasi yang kamarnya dibuat seperti tenda-tenda di alam terbuka, namanya Estate Khao Kheow Resort. Kalau ingin pengalaman liburan yang berbeda, menginap di tempat ini bisa juga jadi pilihan.
Khao Kheow Open Zoo
235 Moo 7, Bang Phra, Sri Racha, Chonburi 20110Tel: 089-689-6578, 084-427-6523
Website: www.journeytothejungle.com/
Buka setiap hari jam 08.00 - 18.00
Gratin Dauphinois
Here's my another saviour whenever I have no idea what to cook at home.
Originally from the Dauphiné region in south-east France, this traditional dish is a must-try failproof recipe. My husband taught me how to make it, and now it becomes one of my favorite. Although it takes approximately one hour to get tender and juicy layers of potatoes, this recipe is an easy-peasy one, trust me!
Ingredients:
3 large potatoes, peeled and thinly sliced.
200 ml cooking cream
Gruyère or Emmental cheese, grated (this will make the best flavour, but occasionally I also use plenty of cheddar, much cheaper :p)
salt and pepper to taste
unsalted butter
How to:
- Spread butter on the base of the baking dish and put a layer of sliced potatoes.
- On each layer, add salt, pepper, and a sprinkle of cheese.
- Make the layers until all the sliced potatoes are used up.
- Cover the layers with the remaining grated cheese (I love cheese, so I always generously put lots of cheese on top, so when it is cooked, the cheesy crust will be my guilty pleasure as it is perfectly gratiné).
- Pour the cream and make sure that it is well distributed among the layers.
- Cook in an oven at about 180°C for 45 to 60 minutes with only lower source of heat, and put lower and upper sources of heat during the last 10 minutes of cooking time.
Voilà, gratin dauphinois is served, enjoy!
Originally from the Dauphiné region in south-east France, this traditional dish is a must-try failproof recipe. My husband taught me how to make it, and now it becomes one of my favorite. Although it takes approximately one hour to get tender and juicy layers of potatoes, this recipe is an easy-peasy one, trust me!
Ingredients:
3 large potatoes, peeled and thinly sliced.
200 ml cooking cream
Gruyère or Emmental cheese, grated (this will make the best flavour, but occasionally I also use plenty of cheddar, much cheaper :p)
salt and pepper to taste
unsalted butter
How to:
- Spread butter on the base of the baking dish and put a layer of sliced potatoes.
- On each layer, add salt, pepper, and a sprinkle of cheese.
- Make the layers until all the sliced potatoes are used up.
- Cover the layers with the remaining grated cheese (I love cheese, so I always generously put lots of cheese on top, so when it is cooked, the cheesy crust will be my guilty pleasure as it is perfectly gratiné).
- Pour the cream and make sure that it is well distributed among the layers.
- Cook in an oven at about 180°C for 45 to 60 minutes with only lower source of heat, and put lower and upper sources of heat during the last 10 minutes of cooking time.
Voilà, gratin dauphinois is served, enjoy!
Ready to be put in the oven |
The melting cheese and cream..heaven! |
a slice of gratin, anyone? |
Subscribe to:
Posts (Atom)