Jembatan Merah yang ikonik |
1. Hanoi Old Quarter
Pertama memasuki kawasan ini, deretan toko yang menjual produk serupa di setiap ruas jalan yang kami lalui langsung menarik perhatian saya. Ternyata, ada 36 jalan yang dinamai sesuai dengan barang yang dijual di sepanjang jalan tersebut, misalnya Hang Bac (Silver street), Hang Bong (Cotton street), dan Hang Ma (Paper Offering street). Unik ya? Tentu jumlah jalan sebenarnya di kawasan ini lebih dari 36 buah, angka 36 digunakan untuk menggambarkan begitu banyaknya jalan-jalan yang saling memotong di pusat kawasan kota tua Hanoi. Jalan-jalan lain yang sempat kami lewati adalah jalan yang di sepanjang ruasnya menjual kacamata, ransel, alat-alat masak, kertas warna-warni untuk hiasan, lampu, hingga alat-alat rumah tangga yang terbuat dari bambu maupun kayu.
2. Water Puppet Show
Berasal dari delta sungai Merah pada abad kesepuluh. Awalnya saya tidak terlalu tertarik dengan pertunjukan ini, sampai saya duduk di kursi penonton. Anak-anakpun cukup terhibur, terbukti mereka dapat duduk tenang selama kurang lebih satu jam, padahal saya sempat deg-degan, khawatir mereka bosan dan rewel. Dengan harga tiket VND 100,000, jangan lewatkan pertunjukan wayang air ini di Thanglong Theatre.
3. Thang Long - Hanoi Imperial Ancient Citadel
Merupakan satu dari sepuluh Warisan Budaya Dunia di Vietnam. Cerita lengkap tentang Thang Long bisa dibaca di tulisan saya yang ini.
4. Hoan Kiem Lake & Ngoc Son Temple
Berarti Lake of the Returned Sword dalam bahasa Vietnam, dengan legenda berusia ratusan tahun. Jembatan merah yang menuju kuil Ngoc Son paling cantik terlihat saat malam tiba. Berbekal tiket masuk VND 20,000 ke kuil Ngoc Son, dapatkan sejarah tentang danau ini berikut penghuninya, yaitu kura-kura raksasa yang kadangkala menampakkan diri. Danau Hoan Kiem ini ibaratnya merupakan jantung kota Hanoi. Di salah satu sudut danau, tertata hamparan bunga berwarna-warni menyegarkan mata.
5. Kuliner
Sebagai orang yang suka makan, jalan-jalan ke Hanoi belum lengkap kalau belum mencicip makanan khasnya. Favorit saya adalah Pho, yaitu sejenis sup dengan kaldu daging sapi yang gurih dilengkapi mi putih dan sayuran segar, Fresh maupun Fried spring roll, Cha Ca, potongan ikan berbumbu kuning yang dimakan dengan mi putih, hingga banh mi, atau roti lapis khas Vietnam.
6. Bangunan kolonial
Hanoi juga kaya dengan bangunan kolonial yang sedap dipandang. Warna kuning khas yang mendominasi bangunan kolonial tersebut menjadikan Hanoi terlihat begitu impresif di mata saya. Sebut saja beberapa bangunan seperti Presidential Palace, Ministry of Foreign Affairs, Hanoi Opera House, dan National Museum of Vietnamese History. Deretan bangunan kolonial di sepanjang Hoang Dieu street yang banyak berfungsi sebagai kediaman resmi duta besar terlihat anggun mengapit jalan raya dengan jalur pejalan kaki yang lebar dan dinaungi pohon-pohon besar.
Selain keenam hal tersebut, tentu ada lagi yang membuat saya terkenang-kenang dengan ibukota Vietnam ini. Apalagi kalau bukan tes adrenalin menyeberang jalan dengan sepeda motor yang berseliweran tanpa henti, hehehe...
Meski karena keterbatasan waktu kami tidak sempat menghampiri Hoa Lo Prison (Maison Centrale), Dong Xuan Market, Van Mieu Temple of Literature, Bat Trang Ceramic Village, dan Museum of Ethnology, kunjungan ke Hanoi telah meninggalkan kesan mendalam. Justru tempat-tempat tersebut menjadi alasan kuat untuk kembali lagi kesana.
Sampai jumpa lagi, Hanoi...